Wednesday, July 23, 2014

From Nothing to Something!!

Sebelumnya gue mau kasih tau dulu kalo artikel ini masuk kedalam Late Post karena gua baru sempet nulis hari ini. Hehehe

Senin lalu, tepatnya tanggal 21 Juli 2014 adalah hari yang menurut gua sangat amat mengharukan. Hari itu gue menghadiri invitation untuk buka puasa bersama oleh Bangoraya’13 (angkatan gua disekolah). Tapi bukan itu yang bikin gua terharu.

-Trus apa dong rif?

Sabar dulu, gue kan baru mulai cerita-_-
Malam itu kebetulan berbarengan dengan pengumuman hasil SIMAK UI 2014.

-Ooh pasti mengharukan karena lo lulus SIMAK UI ya? Ciyeeee..

Kampret sabar dulu gue belum selesai cerita!!-_-

Yes you’re right, gue emang ikut SIMAK UI tahun ini, but no you’re wrong. Sama seperti SBMPTN sebelumnya, SIMAK UI kali ini gue juga gagal lagi..

Ngenes ya? Iyalah kampret, mana bayarnya pake uang tabungan gue sendiri pula-_-

-Trus dimana mengharukannya rif?

Kan gue bilang sabar dulu. *lempar sandal*

Walaupun harapan gua untuk kuliah di Universitas Negeri sudah pupus, itu sama sekali gak berpengaruh sama gue. Toh yang penting itu bukan kampusnya, tapi mahasiswanya. *pembelaan*

Anyway, gue akan menjawab pertanyaan kalian tentang hal apa yang membuat gue terharu malam itu.

Kenapa malam itu gue bilang kalo itu adalah malam yang paling mengharukan untuk gue? Karena pada malam itu gue bisa bertemu seorang sahabat terbaik gue. Sahabat yang dulu terpaksa gue tinggal untuk melangkah terlebih dulu karena dulu ia sempat tinggal kelas.

Namanya Iqbalsyah Nouval, panggil saja dia Iqbal. Dia adalah sahabat terbaik gue selama SMA dulu. Sebelum kita bertemu, dia sering kali meminta bantuan doa agar dia dinyatakan lulus ujian SIMAK UI. Melihat perjuangannya selama 2 tahun terakhir, serta melihat ketegarannya dalam menahan malu karena tinggal kelas tentu saja membuat gue melantunkan beberapa doa untuknya kepada Tuhan.

Saat kita bertemu di tempat bukber (buka puasa bersama) pun ia tiada hentinya meminta bantuan doa kepada gue. Gue tersenyum dan menepuk pundaknya sambil berkata..
“It’s okay bal, everything’s gonna be alright J

Ia terus memandang layar handphonenya untuk menunggu hasil ujiannya diumumkan. Terlihat keraguan di matanya. Namun dibalik keraguan itu gue melihat sebuah HARAPAN. Harapan untuk menggapai mimpi-mimpinya.

Beberapa menit setelah waktu berbuka puasa, tiba-tiba dia tersenyum seraya berkata..
“Alhamdulillah gua lulus!!”

Seketika semua teman-teman saling berdatangan sambil mengucapkan selamat kepadanya. Gue dapat merasakan betapa bahagia dirinya. Gue hanya bisa tersenyum sambil beberapa kali memukul pundaknya. Inilah yang membuat gue terharu. Sahabat gue berhasil meraih mimpinya. Ialah Iqbalsyah Nouval, teman sebangku terbaik saya. Teman traveling, teman di marahin guru, teman terlambat sekolah, dan juga teman bolos terbaik saya. :P  

Iqbalsyah adalah satu-satunya sahabat gue yang selalu meminta maaf kepada Ibunya jika ia membuat kesalahan (hampir setiap hari ia minta maaf kepada Ibunya) baik secara langsung maupun via telfon. Dialah sahabat yang selalu berusaha membuat orang tuanya percaya dan bangga akan dirinya, walaupun dia bukanlah murid berprestasi. Dialah seorang yang mampu mengalahkan rasa malunya hanya untuk mengulang kelas selama satu tahun.

Gue ingat saat pertama kali saya masuk ke kelasnya sebagai “anak baru”. Pada hari itu pula gue diejek sebagai “Anak Alay”  oleh semua teman2 di kelas (saya akui kalau saat itu gue memang masih alay J) Tetapi dia gak peduli dan tetap berteman dengan gue. Entah bagaimana awalnya kami berdua bisa menjadi teman dekat, bahkan sampai duduk sebangku selama 6 bulan penuh.

Gue juga ingat saat pertama kali berkunjung ke rumahnya di daerah Pejaten, Jakarta Selatan. Saat itu gue tidak menduga bahwa ia adalah orang kaya. Gue ingat saaat pertama kali memarkirkan motor jelek gue di dalam garasinya, saat itu gue merasa canggung dan malu-malu karena baru kali itu gue memakirkan motor di dalam garasi, hehehe. Walaupun itu bukan garasi gue, namun saat itu gue merasa senang. Rasanya seperti memiliki garasi sendiri!! Memang terdengar norak, but that’s what I felt J

Saat pertama masuk ke rumahnya dan bertemu dengan Ibunya, gue sangat canggung dan terkadang salting (salah tingkah) karena saat itu gue merasa strata sosial di antara keluarga gue dengan keluarganya sangatlah jauh. Gue juga ingat untuk pertama kalinya gue mendengarkan lagu yang sangat keren dari Black Eyed Peas – The Time dan Far East Movement – Like a G6, maklum saat itu gue sama sekali gak tau tentang kedua band tersebut Hehehe

Gue juga ingat gua selalu bantuin dia ngerjain tugas-tugas kimia yang belum selesai, karena waktu itu nama dia di sebut terus sama Pak Leo (guru Kimia) :P Gue juga ingat saat kita hampir tiap hari senin ke piket untuk izin keluar karena bosan dan karena guru piket hari senin itu Bu Wayan (guru yg mudah dirayu & dibohongi :P) dan salah satu hal selalu gue inget dari sosok seorang Iqbal adalah dia satu-satunya sahabat gue yang selalu maksa gue untuk sholat (saat itu keimanan gue sangatlah buruk), walaupun gue sudah memberi seribu alasan tetap saja ujung-ujungnya sholat juga :P

Namun salah satu hal yang gak bisa gue lupakan adalah ketika pembagian rapor kenaikan kelas dia dinyatakan tidak naik kelas. Perasaan gue saat itu begitu aneh, begitu bimbang. Saat itu  gue gak bisa berkata apa-apa, bahkan untuk tersenyum pun sulit.

Gue yakin jika kalian ada di posisi yang sama seperti gue saat itu, mungkin  kalian akan merasakan hal yang sama. Bagaimana tidak, saat itu gue harus menerima kenyataan bahwa gue harus meninggalkan teman terbaik gue hanya karena dia tinggal kelas. Gue sama sekali gak bisa membayangkan apa yang dia rasakan saat itu. Memang terdengar lebay/berlebihan, namun itulah yang gue rasakan. Bahkan jika kita bertemu di kantin sekolah atau di tempat nongkrong gue gak bisa lagi ngobrol dan becanda seperti dulu, karena kalo ketemu dia gue selalu ingat hari dimana dia terpaksa tinggal kelas.

Namun malam itu semua kesedihan & keraguan di hati gue terobati. Sahabat saya berhasil!!

Sejak pertama gue kenal dengan Iqbal, gue yakin kelak dia akan menjadi orang yang hebat. Kelak dia akan melampaui kita semua. Seorang sahabat yang mengajari gue untuk selalu ingat kepada Tuhan. Sahabat yang hingga saat ini menyadarkan gue bahwa tidak ada perbedaan antara sesama manusia, meskipun orang itu kaya ataupun miskin. Seorang sahabat yang sekali lagi mampu mebuktikan kepada dunia bahwa orang yang di pandang sebelah mata pun MAMPU meraih mimpi terbesarnya.


Gue berpesan kepada sahabat terbaik gue, Iqbalsyah Nouval. Serta untuk teman-teman pembaca yang mengalami ataupun merasakan hal yang sama..
“Sekecil apapun harapan itu bila kita perjuangkan niscaya harapan itu akan terwujud. Meskipun dengan waktu ataupun cara yang tidak kita duga J

*Tulisan ini saya dedikasikan kepada sahabat saya Iqbalsyah Nouval.
See you on Top my friend!! Your journey has started.


Wednesday, July 16, 2014

Berani Menentukan!!

Hari ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu bagi beberapa orang, terutama bagi yang mengikuti ujian SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2014. Ya, tepat pukul 17.00 WIB hasil SBMPTN 2014 akan diumumkan di laman resminya. Sudah beberapa hari ini saya selalu membaca tweet teman-teman saya yang khawatir mengenai hasil ujian SBMPTN mereka. Dan saya juga termasuk kedalam orang-orang yang khawatir mengenai hasil ujian SBMPTN 2014 ini.

Ya, saya memang mengikuti ujian ini untuk kedua kalinya.

-Kenapa? Emang lu gak capek belajar pelajaran SMA lagi?

Karena saya merasa kampus yang saya jadikan tempat menuntut ilmu sekarang ini kurang mendukung saya untuk berkembang. Saya melihat potensi yang besar bila saya kuliah di Universitas Negeri. Itulah mengapa saya rela menghabiskan sebagian waktu saya untuk kembali me-“review” pelajaran SMA yang telah saya pelajari setahun lalu.

-Kenapa harus Negeri? Bukannya semua kampus sama aja?

Tentu saja tidak, di Indonesia perbedaan antara Universitas Negeri dengan Swasta itu sangatlah signifikan. Kebanyakan Universitas Swasta itu menjadikan kampusnya untuk berbisnis, bukan untuk melahirkan generasi muda yang mampu berkontribusi untuk Negaranya.

Bila kita bandingkan kualitas pengajarnya, jelas sekali terlihat perbedaan diantara keduanya. Universitas Negeri di dirikan untuk menghasilkan generasi muda yang terdidik, agar mampu bersaing dengan Negara lain, serta mampu berkontribusi dalam segala bidang untuk Indonesia.

Kembali ke pembicaraan awal..

Menurut saya hari ini merupakan hari yang mengharukan, membanggakan, sekaligus mengecewakan. Banyak dari teman-teman yang senang karena mereka dinyatakan lulus ujian SBMPTN 2014, dan tidak sedikit pula teman-teman yang kecewa karena mereka dinyatakan tidak lulus.

-Kalo lu sendiri gimana rif? Lulus atau enggak?

Alhamdulillah sampai detik ini saya belum melihat hasil ujian SBMPTN saya. Hahahaha J

-Kenapa? Takut gak lolos untuk kedua kalinya ya?

Ya, saya memang merasa takut/khawatir. Tapi bukan karena khawatir saya akan gagal untuk kedua kalinya, tapi saya menghawatirkan hal lain. Saya khawatir jika saya dinyatakan lulus ujian SBMPTN dan diterima di Universitas Negeri yang saya pilih.

-Loh dinyatakan lolos kok malah khawatir? Kan lu sendiri yang memutuskan untuk ikut ujian ini rif.

Yeah I knew that.. tapi kita gak bisa membohongi diri kita sendiri. Saya memang khawatir akan hal itu, dan saya akui itu. Saya khawatir jika saya dinyatakan lulus ujian ini saya harus meninggalkan sesuatu yang berharga di kampus gua sekarang ini.

-Sesuatu yang berharga? Uang pangkal yg sudah lu bayar? Atau Pacar/Gebetan baru lu?

Hahahaha bukan, yang saya maksud berharga itu adalah kesempatan saya untuk berkontribusi dan mengembangkan potensi diri saya. FYI saat ini saya tergabung menjadi anggota BEM  Fakultas Sastra Universitas Gunadarma, di kampus ini pula saya bertemu beberapa teman baru yang menurut saya mereka adalah orang-orang hebat. Saya banyak belajar mengenai kesenjangan yang terjadi di kampus ini. Saya juga melihat banyak mahasiswa yang masih saja skeptis bila di tanya mengenai kontribusi apa yang akan mereka lakukan setelah lulus nanti. Saya juga bertemu dan sempatn berbincang dengan mahasiswa yang sudah mengetahui eksistensinya sebagai seorang mahasiswa dan sudah memiliki pandangan mengenai kontribusi yang akan ia berikan kepada Negara ini.

Hal-hal tersebut lah yang membuat saya ragu apakah saya harus tinggal atau pindah ke Universitas Negeri pilihan saya jika saya dinyatakan lulus ujian SBMPTN 2014. Saya khawatir saya tidak akan lagi bertemu teman-teman yang hebat seperti sekarang ini. Saya khawatir saya tidak mampu bersaing dengan mahasiswa berprestasi lainnya. Saya khawatir untuk meninggalkan teman-teman saya yang masih membutuhkan dukungan dalam mencapai tujuan mereka yang menurut saya patut untuk diperjuangkan.

Saya sangat bersukur kepada Tuhan karena saya di dekatkan dengan teman-teman yang baik, teman-teman yang mempunyai tekad untuk memberikan perubahan yang lebih baik. Saya bukan mau sombong atau mau dibilang hebat, namun teman-teman saya ini selalu bersukur karena mereka punya teman seperti saya. (sama-sama bersukur ya jadinya J) Mereka menganggap saat ini saya adalah orang yang tepat untuk membantu mereka mewujudkan mimpi mereka. Saya pun menyadari bahwa (yang saya tau) hanya saya lah teman yang mau mendengarkan serta berjajak pendapat megenai hal-hal yang ingin mereka wujudkan kelak.

Inilah hal yang saya khawatirkan..

Saya khawatir bila saya meniggalkan mereka, mereka tidak akan melanjutkan mimpi besar mereka untuk Indonesia hanya karena tidak ada yang mengerti serta mau mendengarkan gagasan mereka. Saya tidak mau itu terjadi!! Mimpi-mimpi teman saya sangatlah besar. Saat mereka menjelaskan mengenai mimpi mereka itu, mulut dan hati saya seraya berkata “KITA HARUS MEWUJUDKANNYA!!”

Memang saya akui di Universitas Negeri yang saya pilih ini terdapat banyak mahasiswa yang lebih kritis mengenai kontribusi yang akan mereka hasilkan untuk Indonesia. Namun bagaimana nasib teman-teman saya ini? Suara mereka tidak di dengar hanya karena mereka berasal dari Universitas Swasta yang dipandang sebelah mata oleh beberapa orang.

Disinilah keraguan saya muncul..

Sebagian hati saya mengatakan saya harus pindah ke Universitas Negeri yang saya pilih bila saya dinyatakan lulus. Namun sebagian lagi berkata bahwa saya tidak mau pergi!! Saya harus tinggal. Saya harus mendukung mereka mewujudkan mimpi mereka.

Setelah tulisan ini di publish saya akan segera melihat hasil ujian SBMPTN saya. Dan apapun hasilnya nanti akan saya tulis di artikel ini.

...

Helloooo!! Saya sudah melihat hasil ujian SBMPTN saya, and guess what?? 
Saya tidak lulus ujian SBMPTN untuk kedua kalinya!! YEAH!!

-Kata "yeah!!" lu itu menggambarkan kekecewaan lu karena gagal untuk kedua kalinya rif? atau lu beneran seneng gak lulus ujian itu?

Hahahaha saya sama sekali tidak kecewa kok. Justru saat ini saya merasa lega karena Tuhan telah menjawab keraguan saya akan hal ini. 

 Sejak awal saya percaya kalau tempat ini bukanlah tempat yang salah untuk memulai perjuangan hidup saya. Dan malam ini Tuhan memperjelas petunjuknya kepada saya. Mungkin menurut Tuhan disini lah tempat yang tepat untuk saya berkembang, untuk berkontribusi, untuk memberikan perubahan. di tempat ini Tuhan telah membuka mata saya mengenai arti sebenarnya dari sebuah kehidupan. Disini saya mulai mengerti tentang eksistensi saya sebagai seorang manusia. Dan ditempat ini pula Tuhan mempertemukan saya dengan orang-orang hebat, orang-orang yang tak pernah menyerah akan mimpi-mimpinya.


Walaupun kenyataannya saya tidak lah pandai seperti mereka, latar belakang yang berbanding terbalik dengan mereka, serta reputasai saya yang tidak sebaik mereka. Namun saya akan tetap berusaha semampu saya untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar teman-teman saya ini. Saya mau mendukung mimpi-mimpi mereka bukan karena reputasi, uang, atau pun ketenaran. Tapi saya mendukung mereka karena saya percaya!! Saya percaya bahwa mimpi-mimpi besar serta kontribusi mereka inilah yang akan mengubah pola pikir generasi muda saat ini. 

Satu pesan saya kepada kalian, teman-teman terbaik saya, dan juga teman-teman pembaca yang memiliki tekad serta mimpi yang besar untuk Indonesia. 
"Jangan menyerah dengan mimpi kalian. Bersama-sama kita akan wujudkan mimpi itu menjadi nyata!!"

Tulisan ini saya dedikasikan kepada, Dian Ramadhan dan Adibah Arizkiamarta, Teman-teman terbaik saya yang akan menjadi seorang pemimpin dimasa yang akan datang. Semoga kalian membaca tulisan ini J