Manusia Sebagai
Makhluk Individu & Sosial
·
Makhluk Individu
Individu berasal dari
kata In dan Devided, dan dalam bahasa latin, Individu berasal dari kata Individium yang berarti Tidak Terbagi. Manusia individu adalah subyek yang
mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan
masyarakat melalui kepribadian mereka,jenis kelamin mereka serta status
sosial. Selama
kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut.
Pengalaman subyektif
dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya
sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak
bebas, meskipun beberapa
percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan,
dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis.
·
Makhluk Sosial
Plato mengatakan, mahluk hidup yang
disebut manusia merupakan mahluk sosial dan mahluk yang senang bergaul/berkawan.
Status mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa
bertahan hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja.
Sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama
dengan orang lain.
Menurut Aristoteles (384 – 322 SM),
manusia adalah mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesama manusia lainnya (zoon politicon yang artinya mahluk yang selalu
hidup bermasyarakat). Pada diri manusia sejak dilahirkan sudah memiliki
hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup di tengah-tengah
manusia lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya
disebut gregoriousness.
Ciri utama mahluk sosial adalah hidup
berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal budi dalam suatu sistem
nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut
meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi,
komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Manusia berperan sebagai mahluk individu
dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun
keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari
masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin
dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan
martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.
Source: